Slide Foto ke 1

Pintu Masuk Perum Giri Asri

Slide Foto ke 2

Persipan lomba paduan suara di Kec. Kebomas

Slide Foto ke 3

Peserta lomba foto bareng bersama Bapak\Ibu RW II dan Pegawai Kelurahan Ngargosari

Slide Foto ke 4

Menunggu Antrian lomba

Slide Foto ke 5

Penampilan ibu-ibu saat lomba paduan suara dan Alhamdulillah menperoleh juara I

Slide Foto ke 6

Pemilihan Ketua RT-3 Secara Langsung

2 Minggu Air Mampet, Warga PGA Gresik Duduki Rumah Pompa PDAM

 2 Minggu Air Mampet, Warga PGA Gresik Duduki Rumah Pompa PDAM - Diduga Pasokan Dialihkan ke Pabrik Seman - Warga PGA menguras air di rumah pompa PDAM gresik

Warga PGA menguras air di rumah pompa PDAM gresik
(Foto: Masduki Mohammad-LICOM)
 
 Diduga Pasokan Dialihkan ke Pabrik Semen
Warga Perumahan Giri Asri (PGA) Kelurahan Ngargosari Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik Jawa Timur, Jawa Timur mencurigai manajemen PDAM memilih mengalirkan airnya ke perusahaan daripada pelanggannya. Sehingga masyarakat yang jadi pelanggan tetap PDAM tidak kebagian kucuran air.
Akibat kekesalan tersebut, warga akhirnya menduduki rumah pompa air Giri 1 milik PDAM Gresik untuk membuka kran pulp monometer atau alat pengukur debit supaya air PDAM dapat mengalir ke rumah mereka.
“Warga sudah jengkel karena air PDAM tidak mengalir selama dua minggu. Kalau mementingkan perusahaan berarti PDAM hanya mengejar profit, padahal PDAM tidak dikejar profit melainkan pelayanan,” kata warga bernama Slamet Santoso dengan nada dongkol, Minggu (20/1/2013).
Menurut Santoso, penjaga rumah pompa berdalih tak dapat berbuat banyak karena letak kran pulp monometer berada di dalam tandon Giri 1 tergenang air hujan sekitar 5.000 meter liter sehingga tandon harus dikuras terlebih dulu.
Akhirnya, warga yang rumahnya hanya berjarak sekitar 50 meter dari tandon air di rumah pompa Giri 1, mendatangkan disel secara swadaya untuk mengurasnya. Hampir 4 jam, warga menunggu air yang dikuras hingga habis sebelum memutar kran di pulp monometer jaringan pipa PDAM untuk distirubusi ke warga.
Biasanya, distribusi air bagi warga Perumahan Giri Asri sangat lancar. Air langsung mancur ketika membuka kran tanpa harus memasang tandon ataupun menggunakan water pump dari jaringan pipa PDAM Gresik. Anehnya, selama 2 pekan, debit air langsung menurun drastis. Air keluar hanya menetes pada malam hari.
Menurut warga, sehari sebelumnya (19/1/2013), pihaknya sudah ngluruk ke rumah pompa PDAM di Giri yang berada di jalan tambang milik PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Bahkan ada dugaan, suplai air untuk warga dialihkan bagi kepentingan salah satu perusahaan swasta raksasa di Gresik.
Saat itu, warga ditemui penjaga rumah pompa bernama Anton yang berdalih jaringan pipa PDAM untuk pelanggan di Perumahan Giri Asri, diameternya kecil. Sehingga, air tak dapat mengalir dengan lancar ke pelanggan di Perum Giri Asri.
Selain itu, kata Anton, ada perubahan jaringan yang awalnya air PDAM dari instalasi pengolahan air (IPA) Legundi di kirim ke tandon di rumah pompa Cerme. Setelah itu, dipompa untuk disimpan dalam tandon di sekitar rumah pompa Giri 1 atau lebih dikenaldengan bukit Putri Cempo.
Dengan memanfaatkan grafitasi bumi dari daratan tinggi ke daratan rendah, air dari tandon di rumah pompa Giri 1, air dialirkan ke pelanggan PDAM Gresik di kawasan perkotaan. Sebab, lokasi rumah pompa Giri 1 lebih tinggi diatas permukaan laut dibandingkan lokasi pelanggan. Praktis, PDAM Gresik dapat melakukan efesiensi karena tak memerlukan water pump untuk mendorong air ke pelanggan.
Namun, kata Anton, terdapat perubahan jaringan. Kini, air PDAM dari tandon di Cerme disimpan dalam tandon di rumah pompa yang dijaganya meskipun kapasitasnya hanya 10.000 meter kubik. Kemudian, air di pompa ke rumah-rumah pelanggan maupun industri dan juga di pompa naik ke atas menuju tandon PDAM di Giri 1 yang letaknya lebih tinggi. Praktis, debitnya menjadi sangat kecil.
Hanya saja, Anton enggan menjelaskan terkait resiko inefisiensi serta berpotensi menguras pengeluaran PDAM Gresik yang berimbas dengan tinnginya biaya produksi.
Sebab, pompa lebih beresiko terbakar akibat dipaksa bekerja nonstop untuk mendorong air ke tandon yang letaknya lebih tinggi. Padahal, biaya produksi untuk bayar listrik bertambah mahal seiring kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL).
Imbasnya, kerugian yang diderita oleh PDAM Gresik. Ujung-ujungnya meminta kenaikan tarif pelanggan untuk menutupi kerugian. Padahal, kesalahan mutlak di manajemen PDAM Gresik sendiri.
Dirut PDAM Gresik, Muhammad SE yang dikonfirmasi enggan menjelaskan. Pesan pendek yang dikirim tak dibalas sesuai harapan. Hanya dia mengakui kalau listrik padam pada Sabtu (19/1/3013) malam dan menyala lagi pada Minggu (20/1/2013) sehingga suplai air pada pelanggan terganggu.@masduki mohammad
 
Sumber : LENSAINDONESIA.COM